9:04 pm -
Resensi
No comments


"Ulysses Moore : The Door to Time" Ketika ada sebuah pintu waktu terbuka lebar di hadapanmu ? Ayo Jelajahi !
(Ulysses Moore : Pintu Waktu)
Pengarang : Pierdomenico Baccalario
Penerjemah : Damaring Tyas Wulandari, S.Si.
Editor : Danu Nugraha, S.Si.
Rani Nuraeni, S.Si.
Hak Cipta : Edizioni Piemme S.p.A.
Cetakan : September 2006
Penerbit : Erlangga for Kids
Ulysses Moore : The Door to Time (Pintu Waktu) adalah sebuah novel terjemahan karya Pierdomenico Baccalario yang aslinya berjudul Ulysses Moore La Porta Del Tempo. Terdiri atas 24 bab dengan 222 halaman. Buku ini merupakan seri pertama dari ketiga belas seri Ulysses Moore. Mengisahkan tentang petualangan tiga orang anak, Jason Covenant yang penggugup dan pengkhayal namun penuh harapan dan bertekad kuat, Julia Covenant yang cerdas dan tangguh, serta Rick Banner yang bermata jernih dan realistis, demi menyingkap rahasia di balik sebuah rumah besar pinggir tebing. 'Argo Manor', demikian nama rumah tersebut. Terletak di Kilmore Cove, Cornwall, Britania Raya. Sebuah rumah yang diwariskan secara turun-temurun oleh keluarga Moore. Penghuni terakhir Argo Manor adalah Ulysses Moore dan istrinya, Penelope Moore. Namun suatu hari, keduanya tiba-tiba menghilang sehingga menimbulkan asumsi di kalangan warga Kilmore Cove bahwa keduanya telah meninggal. Hingga bertahun-tahun kemudian, keluarga Covenant yang memiliki sepasang anak kembar, Jason Covenant dan Julia Covenant, pindah ke rumah tersebut.
"Rumah ini mungkin terisolasi dari rumah-rumah lain, tapi rumah ini menawarkan banyak hal menarik untuk anak-anak yang gemar bertualang." - Nestor
Keluarga Covenant disambut oleh seorang penjaga rumah bernama Mr. Nestor. Seorang lelaki pincang yang aneh dan misterius. Tinggal di sebuah rumah kayu kecil di pekarangan Argo Manor.
Beberapa hari setelah hari kepindahan, Jason dan Julia dititipkan kepada Nestor karena ayah dan ibunya harus kembali ke London untuk mengurusi detail-detail kepindahan mereka dari sana. Sepeninggal kedua orang tuanya, keesokan harinya, datanglah Rick Banner, seorang anak laki-laki dari Kilmore Cove yang belum lama ini mereka kenal di sekolah. Ia adalah teman pertama mereka di Kilmore Cove, dan sepertinya ia tahu segala hal mengenai kota tersebut.
"Di tempat seperti ini ? Tentu saja iya ! Siapa yang tidak mau berpetualang di tempat ini ? Aku ingin memeriksa setiap ruangan, setiap lemari yang gelap, menemukan tangga-tangga rahasia dan tingkap-tingkap tersembunyi..." - Rick Banner
Kedatangan Rick Banner ke Argo Manor menandai dimulainya petualangan mereka bertiga. Dari menjelajahi seluruh rumah, hingga membuat peta untuk setiap ruangannya. Hal ini dilakukan karena Argo Manor terlalu besar dan terlalu kompleks untuk dihapal dalam waktu kurang dari dua minggu sejak kepindahan keluarga Covenant. Bahkan Jason mengaku bahwa ia sering tersesat di dalam rumah besar itu.
Bermain dan berenang di laut atas usul Julia yang tergoda akan keindahan Salton Cliff, tebing karang di sisi Argo Manor, mereka pun menemukan hal yang tak terduga. Sebuah kotak kayu sebesar batu bata berisi bola-bola tanah liat dan gulungan perkamen di dalamnya.
Gulungan perkamen yang dipercaya sebagai pesan rahasia membawa mereka menemukan sebuah pintu misterius di dalam ruang batu Argo Manor. Pintu kayu dengan empat buah lubang kunci yang disembunyikan di belakang lemari tua. Namun pintu itu terkunci. Terlihat seperti pintu biasa, namun tampak sangat tua dan kayunya dihiasi goresan-goresan serta bekas-bekas bacokan yang dalam, seolah-olah pintu itu pernah dihantam dengan benda tajam berkali-kali.
Tidak kah kau penasaran dengan apa yang menanti di balik pintu tua di dalam ruang batu sebuah rumah pinggir tebing ?
Dalam usaha untuk menemukan keempat anak kunci, Rick, Jason, dan Julia menemukan sebuah buku, atau lebih tepatnya sebuah jurnal. Yang diyakini Jason bahwa tidak pernah ia lihat sebelumnya. Jurnal tersebut diletakkan dibawah Nefertiti's eye, sebuah miniatur kapal di dalam perpustakaan. Jurnal yang membawa mereka ke kantor pos Kilmore Cove, mencari sebuah paket yang tak sempat atau mungkin sengaja tak di ambil oleh pemilik Argo Manor, Ulysses Moore.
Berhasilkan mereka menemukan paket tersebut ? Apakah yang akan mereka temukan di dalamnya ? Tidak kah kau penasaran ? (lagi).
Seri petualangan Ulysses Moore merupakan seri petualangan fantasi yang di ceritakan dengan cara yang sungguh berbeda. Dibuka dengan sebuah pesan elektronik oleh seorang editor, Mia Maharani, yang mencari kebenaran tentang Ulysses Moore beserta manuskrip-manuskripnya hingga ke Inggris. Di dalam e-mail yang dikirimnya, Mia menceritakan bahwa ia tiba-tiba menemukan sebuah peti tua di depan pintu rumahnya di sebuah kota bernama Zennor, berisi manuskrip dengan kode rahasia yang ditulis sendiri oleh Ulysses Moore.
Setiap bab di dalam novel ini dibuka dengan ilustrasi-ilustrasi hitam-putih yang begitu menakjubkan, menggambarkan kemajuan yang di peroleh oleh Jason, Julia, dan Rick dalam menyingkap rahasia di balik seorang misterius bernama Ulysses Moore yang di duga telah meninggal dan rumah tinggalnya yang seperti kastil, Argo Manor serta seorang sosok penjaga rumah misterius, Nestor. Jangan lupakan tokoh Oblivia Newton dan Manfred yang mengancam nyawa ketiga tokoh utama kita.
Novel ini, tentu sangat menarik untuk dibaca. apalagi oleh penyuka genre petualangan fantasi. Dengan hardcover yang membuatnya terkesan berkelas, dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang menarik oleh Lacopo Bruno. Petualangan yang disajikan pun cukup menantang adrenalin, membuat imajinasi pembaca melayang-layang berfantasi untuk membayangkan situasi dan objek apa saja yang sedang dihadapi oleh Rick dan si kembar Jason - Julia. Mengkhayalkan petualangan untuk mengungkap misteri sebuah pintu, menantang bahaya dan nyawa demi memuaskan rasa penasaran para tokoh utama. Pembaca akan dibawa larut dalam khayalan tingkat tinggi Jason, prediksi-prediksi realistis Rick, dan kecekatan serta ketangkasan Julia.
Seri petualangan Ulysses Moore selanjutnya, Peta yang Hilang.
Untuk sampai ke tujuan, kau harus punya nasib baik dan bintang penuh berkat.
Carilah peta di menara, di bawah keempat tongkat wasiat.
Ulysses Moore - Peta yang Hilang
0 comments:
Post a Comment