Judul : The Atlantis Gene
(Gen Manusia Atlantis)
Pengarang : A.G. Riddle
Penerjemah : Ahmad Alkadri
Editor : Merry Riansyah
Pemeriksa Aksara : Abduraafi Adrian
Cetakan : Pertama, Januari 2015
Penerbit : Fantasious
The Atlantis Gene merupakan buku edisi pertama dari trilogi karya A.G. Riddle. Terdiri dari 144 bab dengan 582 halaman, memiliki salah satu setting tempat di ibukota Indonesia, yaitu Jakarta. Memecahkan teka-teki keterkaitan antara kapal selam NAZI, Die Glocke (lonceng legendaris milik NAZI), Flu Spanyol, Immaru, Manusia Atlantis, Manusia Modern, dan Teori asal-usul manusia. Menceritakan tentang petualangan seorang agen rahasia pertahanan dan keamanan swasta clockwater "menara jam" yang berkedok sebagai agensi penawaran jasa perlindungan dan pengamanan pribadi bagi penyewanya. Agen David Vale, seorang mantan agen CIA yang merupakan kepala menara jam cabang Jakarta, markas pusat agensi menara jam di asia pasifik.
Di lain tempat, ada dr. Katherine 'Kate' Warner, seorang ilmuwan genetika yang mendedikasikan hidupnya untuk menyembuhkan penderita autisme di sebuah Pusat Penelitian Autisme (PPA) yang juga berada di Jakarta dan disponsori oleh Immari Sains.
Akhirnya takdir mempertemukan agen David Vale dan dr. Katherine 'Kate' Warner dalam sebuah misi untuk memecahkan protokol toba yang berhubungan dengan suatu organisasi berskala internasional 'Immari'. Organisasi Immari menduga bahwa kota Atlantis yang ditemukan itu berisi manusia-manusia Atlantis yang sedang berhibernasi dan menunggu waktu yang tepat untuk terbangun. Satu-satunya jalan keluar untuk mencegah kepunahan umat manusia dari ancaman manusia Atlantis adalah dengan menemukan Gen Atlantis.
Novel ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Jakarta Membara, Permadani Tibet, dan Makam Atlantis.
Jakarta Membara
Bagian pertama yang mengambil judul Jakarta Membara, berpusat di kota Jakarta dan menceritakan awal keterkaitan antara David dan Kate.
"Ini saranku, orang-orang baik akan memintamu masuk van. Orang-orang jahat menutup kepalamu dengan plastik hitam dan melemparmu ke dalam. Aku meminta. Jadi, kau bisa tetap di sini atau ikut bersamaku. Terserah saja." - David Vale